Pages

27 July 2011

IPS (Sejarah) Kelas IX

BAB I
PERANG DUNIA II
(1939-1945)
Setelah Perang Dunia I, Italia, Jerman, dan Jepang tumbuh sebagai negarafasis (mendudukan kepentingan negara di atas segalanya). Dari sinilah timbulnya Perang Dunia II itu muncul yang dipelopori kelompok JELITA (Jerman, Jepang, dan Italia) serta kelompok PRIA (Perancis, Rusia, Inggris, Amerika).
Medan Pertempuran Perang Dunia II :
1)  Medan Pertempuran Eropa (Penyerbuan Jerman ke Polandia thn 1939)
2)  Medan Pertempuran Afrika Utara (Serangan Italia ke Mesir dan Afrika Utara walau tidak berhasil karena digagalkan oleh Inggris dan AS)
3)  Medan Pertempuran Asia Pasifik (Serangan Jepang ke Pearl Harbour (AS) thn 1941
Awal peperangan Blok Sentral mengalami kemenangan, tetapi akhirnya mengalami kekalahan.
Perang Dunia II akhirnya dimenangkan Blok Sekutu dengan diakhiri beberapa perjanjian:
1) Perjanjian Postdam (perjanjian antara sekutu dengan Jerman dengan wilayah Jerman dibagi dua, yaitu Jerman Barat dikuasai AS, Inggris, Perancis, Jerman Timur dikuasai oleh Uni Soviet. Selain itu wilayah Danziq dikembalikan ke Polandia
2) Perjanjian San Fransisco, yaitu perjanjian antara sekutu dengan Jepang yang isinya antara lain Kepulauan Jepang diperintah oleh tentara pendudukan AS, Jepang harus menyerahkan kekuasaan yang dikuasai serta membayar kerugian perang kepada sekutu.
3) Perjanjian Paris, yaitu perjanjian sekutu dengan Italia yang isinya antara lain wilayah Italia diperkecil, Abbesynia dan Albania memperoleh kemerdekaaan kembali, dan Italia harus membayar kerugian perang kepada sekutu.
Akibat PD II
a) Bidang Politik
1)  AS dan Uni Soviet muncul sebagai Negara super power.
2)  Terjadinya perang dingin antara blok barat (AS) dan blok timur (Uni Soviet)
3)  Terjadinya pertentangan dua paham yaitu liberalisme dan komunisme sebagai dampak pertentangan dua blok
4)  Lahirnya Negara-negara baru yang merdeka seperti Indonesia, Pakistan, India, Sri Langka, dan Filipina
b) Bidang Ekonomi
1)  Terjadinya kerusakan yang parah akibat PD II
2)  AS muncul sebagai Negara penyumbang pinjaman (kreditur) kepada Negara-negara Eropa Barat (adanya perjanjian Marshall Plan)
3)  Jepang bangkit kembali sebagai negara industry.
c) Bidang Sosial
1)  Kemiskinan, kelaparan, dan wabah penyakit terjadi di berbagai tempat.
2)  Lahirnya organisasi sosial seperti UNRRA (United Nations Relief  Rehabilition Administration) sebagai bagian dari PBB untuk menolong korban perang.
3)  Lahirnya organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Keterangan tambahan
a)  Rumus H2M, arttinya Hittler (pemimpin Jerman), Hirohito (pemimpin Jepang), dan Mussolini (pemimpin Italia). Ketiganya pemimpin PD II yang terkenal.
b)  Chauvinisme (nasionalisme yang berlebihan) yang melahirkan totaliter.
c)  Munculnya Hittler melahirkan Gerakan Nazzisme.
d)  Munculnya Mussolini melahirkan Gerakan Fasisme.
e)  Adanya NAZI Jerman didorong oleh kenangan kejayaan masa lalu, kesulitan ekonomi, system pemerintahan yang dianggap lemah
f)    Adanya Fasisme di Italia didorong oleh kenangan kejayaan masa lalu (masa kejayaan kerajaan Romawi), system pemerintahan yang tidak sesuai, propaganda yang menarik dari Mussolini yang akan mengembalikan kejayaan Italia.
g)  Gerakan di Jepang tidak lebih sama dengan di Italia, hanya Jepang dipengaruhi oleh adanya gerakan militer sehingga Jepang lebih ekspansive dalam (perluasan) wilayah.
Pengaruh PD II di Indonesia
Sejak Zaman Restorasi Meiji (1968), Jepang tumbuh menjadi Negara industry maju dan negara terkemuka di antara bangsa-bangsa di dunia. Namun perkembangan penduduk yang pesat, memaksa Jepang untuk melakukan dua jalan, yaitu memperluas daerah industrialisasi dan ekspansi wilayah. Akhirnya Jepang melakukan ekspansi dari Pulau Bonnie (1876),Kepulauan Riyukyu (1879) sampai ke negara-negara lain. Ekspansi Jepang antara lain ke Cina (1894-1895), Rusia (1904-1905), sampai ke Asia Pasifik seperti Hongkong (1941), Malaysia (1942), Burma (1942), Filipina (1942), Indonesia (1942). Beberapa alasan Jepang melakukan penguasaan ke wilayah Asia Tenggara adalah karena Asia Tenggara dijadikan daerah pendukung logistik perang, sumber daya alam yang melimpah dijadikan kepentingan industry Jepang, serta Asia Tenggara dijadikan daerah pemasaran hasil industry Jepang.
Kedatangan Jepang di Indonesia pada bulan Januari 1942 yaitu Tarakan dan Balikpapan sampai ke Pulau Jawa. Kekuasaan di Pulau Jawa direbut oleh Jepang dari Pemerintah Belanda dengan diakhiri Perjanjian Kalijatitanggal 8 Maret 1942.
Latar belakang Jepang melakukan pendudukan di Indonesia, antara lain :
a.  Adanya ajaran Shinto Hakko I Chiu yang menjelaskan bahwa Jepang harus menjadi pemimpin di Asia Timur.
b.  Adanya kepentingan industri Jepang yang mengalami perkembangan pesat setelah adanya Restorasi Meiji.
Adapun tujuan Jepang melakukan pendudukan ke wilayah
Indonesia adalah:
a.  Indonesia dijadikan sebagai basis pertahanan terdepan di Pasifik
b.  Indonesia dijadikan sumber bahan mentah bagi industry Jepang
  1. Kekayaan alam dan sumber tenaga manusia dijadikan aset kepentingan Jepang dalam menghadapi Sekutu
Pada awal kedatangan Jepang, disambut baik oleh rakyat Indonesia karena Jepang memprogandakan diri sebagai saudara tua bangsa Indonesia dan akan membentuk kemakmuran bersama di Asia Timur Raya. Jepang juga membentuk gerakan Tiga A, yaitu Nipon Cahaya Asia, Nipon Pelindung Asia, dan Nipon Pemimpin Asia. Selama berkuasa di Indonesia Pemerintah Jepang mengambil berbagai kebijakan antara lain :
1)  Eksploitasi sumber alam
  • Menanam pohon jarak untuk pelumas mesin perang
  • Melakukan penebangan hutan secara liar.
2)  Eksploitasi sumber tenaga kerja
  • Adanya kerja paksa tanpa upah (romusha)
  • Adanya wajib kerja tanpa upah untuk tokoh masyarakat (Kinrohosi)
  • Pembentukan organisasi militer seperti Seinendan (Barisan Pemuda), Keibodan (Barisan Pembantu Polisi), Fujinkai (Barisan Wanita), Jawa Hokokai (Perhimpunan Kebaktian Rakyat Jawa), Syuinsintai (Barisan Pelopor), Heiho (Pembantu Prajurit Jepang), Peta (Pembela Tanah Air), Gakutotai (Barisan Pelajar Pada Sekolah Tinggi Lanjutan).
3)  Kebijakan Pemerintah Pendudukan Jepang
  • Pemerintahan atas Jawa dan Madura dijalankan tentara ke-16 yang berpusat di Jakarta
  • Pemerintahan atas Sumatra dijalankan tentara ke-25 yang berpusat di Bukittinggi
  • Pemerintahan atas Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Irian Jaya dilakukan oleh Armada Selatan yang berpusat di Ujung Pandang
Pemerintahan militer Jepang disebut Gunseibu. Gunseibu di Jawa Barat di Bandung, di Jateng Semarang, Jatim di Surabaya, sedangkan Yogyakarta dan Surakarta dijadikan daerah Istimewa (Koci).
4)  Pengaruh kebijakan Jepang terhadap pergerakan nasional
Salah satu kebijakan pemerintah balatentara Jepang yang sangat berpengaruh terhadap pergerakan nasional adalah diberlakukannya Undang-Undang Balatentara No.3 tanggal 8 Maret 1942. UU tersebut berisi larangan terhadap orang-orang Indonesia untuk berserikat dan berkumpul. Segenap pelanggaran terhadap undang-undang tersebut akan diambil tindakan oleh dinas polisi rahasia Jepang (Kempetai) dengan hukuman siksaan yang kejam.
Perlawanan Rakyat Indonesia di Berbagai Daerah Pada Masa Pendudukan Jepang
a.  Perlawanan bersenjata terhadap Jepang :
1.  Pemberontakan rakyat Biak di Irian Barat tahaun 1943
2.  Perlawanan di Cot Plieng Aceh tahun 1942
3.  Perlawanan rakyat di Pontianak tahun 1944
4.  Pemberontakan Singaparna di Tasikmalaya bulan Februari tahun 1944 oleh K.H. Zainal Mustofa
5.  Pemberontakan Indramayu bulan April 1944
6.  Perlawanan yang dilancarkan oleh prajurit PETA diantaranya di Blitar oleh Supriyadi tanggal 14 Februari 1945, perlawanan di Gumilir cilacap oleh Khusaeri, perlawanan pasukan Giyugun (semacam prajurit PETA)
di Aceh yang dipimpin oleh Teuku Hamid.
b.  Pergerakan Indonesia pada masa pendudukan Jepang :
1.  Perjuangan terbuka melalui organisasi bentukan Jepang
a.  Gerakan Tiga A (Nipon Cahaya Asia, Nipon Pelindung Asia, Nipon Pemimpin Asia) yang dipimpin oleh Mr Syamsudin dengan tujuan menanamkan semangat membela Jepang, tetapi akhirnya tidak berhasil dan dibubarkan.
b.  Putera (Pusat Tenaga Rakyat) dipimpin oleh Empat Serangkai, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansur. Tugas Putera ini sebenarnya untuk membantu kepentingan Jepang mencapai kemenangan dalam Perang Asia Timur Raya, namun justru hal ini dimanfaatkan oleh para tokoh Putera untuk kepentingan perjuangan menuju Indonesia merdeka.
c. Cuo Sang In (Badan Pertimbangan Pusat) yang diketuai oleh Ir. Soekarno yang bertugas mengajukan usul dan menjawab pertanyaan Pemerintah Jepang serta memajukan usaha pemerintah Jepang untuk memenangkan perang. Akan tetapi oleh para tokoh nasionalis dipergunakan untuk menggerakkan masa dan melatih disiplin mereka agar taat pada pimpinan.
d.  Jawa Hokokai (Gerakan Kebaktian Rakyat Jawa), dibentuk tahun 1944 dengan tujuan menghimpun rakyat agar berbakti kepada Jepang untuk mencapai kemenangan.
e.  Barisan Pelopor (Suisyintai), barisan organisasi pemuda yang didominasi kaum nasionalis ini dimanfaatkan sebagai media untuk memperkokoh semangat nasionalisme Indonesia menuju kea rah cita-cita kemerdekaan.
2.  Perjuangan bawah tanah
Perjuangan bawah tanah dilakukan oleh beberapa kelompok :
a. Kelompok Syahrir
Syahrir berhasil merekrut kaum pelajar di Jakarta, Surabaya, Cirebon, Garut, dan Semarang dalam gerakannya.
b. Kelompok Ahmad Soebardjo
Kelompok ini beranggotakan pekerja di lingkungan luasAngkatan Laut Jepang (Kaigun), sehingga sering disebut dengan “kelompok kaigun”.
c. Kelompok Sukarni
Kelompok ini berusaha menyebarluaskan cita-cita kemerdekaan cita-cita kemedekaan, mengungkapkan kebohongan-kebohongan Jepang, dan menghimpun orang-orang yang berjiwa revolusioner.
d. Kelompok Pemuda
Tokoh kelompok pemuda ini antara lain Chaerul Saleh, Darwis, Djohar Nur, Eri Sudewo, Ratulangie, dan Syarif Thayeb.
e. Kelompok Amir Syarifudin
Kelompok ini sangat keras, artinya tidak mau sama sekali bekerjasama dengan Jepang, sehingga akhirnya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati. Namun atas upaya Sukarno hukuman tersebut diubah menjadi seumur hidup.
f. Kelompok Persatuan Mahasiswa
Golongan ini berasal dari mahasiswa kedokteran di Jakarta. Tokoh-tokohnya antara lain Yusuf Kunto, Supeno, dan Subandrio. Kelompok ini juga tidak mau bekerjasama dengan Jepang dan menjalin kerjasama dengan golongan Syahrir.
BAB II
USAHA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
(PASCA TAHUN 1945)
Sebelum memperoleh kemedekaan, bangsa Indonesia terlebih dahulu memproklamasikan kemerdekaannya yang dikenal dengan “Proklamasi Kemerdekaan”. Proses ini berawal dari terdengarnya berita kekalahan Jepang dari pihak sekutu, seketika juga kelompok pemuda mendesak Sukarno-Hata untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Bangsa Indonesia. Akan tetapi dengan alasan menunggu janji Jepang untuk memberikan kemerdekaan Indonesia, Sukarno-Hata tidak dengan segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Hal inilah yang mendorong para pemuda melakukan aksi penculikan terhadap Sukarno-Hata ke Rengasdengklok yang akhirnya dikenal dengan “Peristiwa Rengasdengklok”. Proses perumusan teks prokalamasi kemerdekaan bertempat di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda dengan tujuan keamanan dan tidak terganggu oleh pihak Jepang.
Upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui berbagai upaya, yaitu perlucutan senjata Jepang, menghadapi tentara sekutu dan NICA, serta perjuangan politik untuk mendapatkan pengakuan internasional. Kedatangan pihak sekutu ke Indonesia dengan tujuan melepaskan tawanan perang tentara sekutu dari Jepang dan melucuti tentara Jepang pada awalnya diterima dengan baik oleh rakyat Indonesia. Namun setelah tahu kedatangan sekutu diboncengi oleh NICA (Netherlands Indies Civil Administration) dengan tujuan Belanda ingin menguasai kembali wilayah Indonesia, akhirnya terjadilah konflik di berbagai daerah di Indonesia. Pada masa itu Belanda melalui pemimpin Van Mook membentuk Negara-negara bagian, yaitu NIT (Negara Indonesia Timur), Negara Pasundan, Daerah Istimewa Borneo Barat, Negara Madura, Negara Sumatra Timur, Negara Jawa Timur.
Perjuangan Bersenjata dalam Usaha Mempertahankan Kemerdekaan
1. Pertempuran Lima Hari di Semarang (14-19 Oktober 1945)
Pada peristiwa ini gugur Dokter Karyadi yang ditembak pasukan Jepang. Akhirnya pecah perang antara pasukan Jepang dengan rakyat Indonesia dan pasukan Jepang yang mengakibatkan banyaknya korban.
2. Peristiwa heroik di Surabaya
Peristiwa ini terjadi pada tanggal 10 November 1945 diawali dengan ultimatum dari pasukan sekutu (Inggris) pada bangsa Indonesia untuk menyerahkan senjata dengan membawa bendera putih sebagai tanda menyerah pada sekutu sebagai akibat tewasnya Brigjen Mallaby. Namun sampai batas waktu yang dijanjikan tidak diindahkan akhirnya terjadilah pertempuran yang mengakibatkan banyaknya jatuh korban.
3. Bandung Lautan Api
Peristiwa ini terjadi pada bulan Oktober 1945 ketika pasukan sekutu memasuki kota Bandung untuk mengambil alih tawanan Jepang dan melucuti senjata mereka. Pihak Sekutu juga meminta Indonesia untuk menyerahkan senjata yang berhasil dirampas dari pihak Jepang. Namun permintaan itu tidak dihiraukan oleh Indonesia akhirnya tanggal 23 Maret 1946 meletuslah pertempuran tersebut. Adanya perintah dari pusat untuk mengosongkan kota Bandung, akhirnya pasukan meninggalkan kota Bandung dengan terlebih dahulu membumihanguskan kota Bandung bagian selatan.
4. Peristiwa Medan Area
Peristiwa ini bermula dengan kedatangan pasukan sekutu yang diboncengi NICA pada tanggal 9 Oktober 1945. Kedatangan mereka yang bermaksud untuk memperkuat pasukan Westerling (Belanda) yang diterjunkan sebelumnya akhirnya memberikan kesimpulan bahwa Belanda bermaksud untuk menjajah kembali. Akhirnya terjadi ketegangan-ketegangan yang menimbulkan konflik antara Indonesia dengan Belanda.
5. Peristiwa Merah Putih di Menado
Terjadi pada tanggal 14 Desember 1945 di mana para pemuda Menado yang tergabung dalam pasukan KNIL bersama rakyat berhasilo merebut Menado, Tomohon, dan Minahasa dari tangan sekutu/Belanda. Daerah yang direbut tersebut dikibarkan bendera Merah Putih.
6. Pertempuran Ambarawa
Pertempuran ini terjadi pada tanggal 15 Desember 1945 antara pasukan Inggris (Sekutu) melawan pasukan Indonesia (Divisi V Banyumas) di bawah Kolonel Soedirman.
Dalam pertempuran itu pasukan Indonesia berhasil memukul mundur pasukan Inggris. Untuk mengenangnya didirikan Monumen Palagan Ambarawa.
7. Pertempuran Puputan Margarana di Bali
Puputan artinya perang habis-habisan. Perang ini terjadi pada tanggal 26 November 1946 antara pasukan Belanda dan rakyat Bali. Dalam peperangan ini tokoh Ngurah Rai dan seluruh pasukannya gugur.
8. Pertempuran 11 Desember 1946 di Sulawesi Selatan
Pertempuran ini terjadi di wilayah Sulawesi Selatan sperti Polongbangkeng, Pare-Pare, dan Luwu. Pejuang yang gugur salah satunya yaitu Emmy Saelan.
9. Agresi Militer Belanda I
Terjadi tanggal 21 Juli 1947 di mana Belanda telah melanggar Perjanjian Linggarjati dengan melancarkan serangan secara tiba-tiba.  Serangan tersebut diarahkan di kota-kota besar di Jawa dan Sumatra terutama daerah minyak dan perkebunan.
10. Agresi Militer Belanda II
Terjadi pada tanggal 19 Desember 1948 di Yogyakarta. Serangan ini telah melanggar Perjanjian Renville. Melihat hal ini, Sukarno dan Hata mengirim radiogram kepada Mr Syarifudin Prawiranegara yang berkunjung di Bukittinggi Sumatra untuk segera membentuk pemerintahan darurat RI di Bukittinggi.
Beberapa Perjuangan Melalui Jalur Diplomasi (Perundingan).
1. Perundingan Soekarno – Van Mook
Pertemuan dimulai tanggal 23 Oktober 1945 di Gambir. Dalam perundingan ini tidak menghasilkan apa-apa, namun sebagai langkah awal merintis jalan perundingan selanjutnya.
2. Pertemuan Sutan Syahrir – Van Mook Pertama
Pertemuan ini juga tidak menghasilkan keputusan apa-apa karena Belanda tetap berpegang teguh pada isi pidato Ratu Wilhelmina tanggal 7 Desember 1942.
3. Perundingan Hooge Veluwe
Perundingan ini terjadi tanggal 14 – 21 April di Hooge Veluwe di kota kecil Belanda. Perundingan ini menemui jalan buntu yang mengakibatkan hubungan Indonesia– Belanda semakin memburuk.
4. Perundingan Linggarjati
Perundingan ini menghasilkan :
1. Belanda mengakui kekuasaan de facto RI atas Jawa, Madura, dan Sumatra.
2. Pemerintah Belanda bersama RI akan bersama-sama mendirikan Negara Indonesia Serikat (NIS)  tanggal 1 Januari 1949
3. RI dan Belanda merupakan satu uni (gabungan) yang dikepalai Ratu Belanda
5. Perundingan Renville
Hasil dari perundingan ini :
1. Akan dibentuk RIS (Republik Indonesia Serikat)
2. Belanda akan tetap berkuasa di Indonesia sampai saat penyerahan kedaulatan.
3. Kedudukan RIS sejajar dengan Belanda
4. RI merupakan bagian dari RIS
5. Pasukan RI harus ditarik keluar dari daerah pendudukan yang berhasil direbutnya.
6. RI harus mengakui daerah yang berhasil diduduki Belanda sejak Agresi Militer Belanda Pertama.
6. Perundingan Roem Royen
Hasil pertemuan ini :
1. Angkatan bersenjata Indonesia akan menghentikan     semua aktivitas gerilya
2. Pemerintah RI dikembalikan ke Yogyakarta
3. Pemerintah RI akan menghadiri KMB
4. Angkatan bersenjata Belanda akan menghentikan semua operasi militer dan membebaskan tawanan perang
7. Perundingan Inter Indonesia
Perundingan hanya ke dalam wilayah Indonesia yang diwakili dari RI dan BFO (Negara Bagian Indonesia). Tujuannya untuk menyamakan langkah dalam menghadapi KMB di Den Haag.
8. Perundingan KMB (Konferensi Meja Bundar)
Hasil KMB adalah :
1. Belanda mengakui kedaultan RIS (Republik Indonesia Serikat) kecuali wilayah Irian Barat yang akan diselesaikan dalam waktu satu tahun.
2. Dibentuknya UNI Indonesia-Belanda dengan monarchi Belanda sebagai Kepala Negara.
3. Hutang Hindia Belanda diambil alih oleh RIS.
BAB III
PERISTIWA-PERISTIWA POLITIK DAN EKONOMI INDONESIA PASCA PENGAKUAN KEDAULATAN
Berdasarkan hasil KMB tanggal 27 Desember 1949, Belanda mengakui kedaulatan Indonesia dengan pokok-pokok kesepakatan sebagai berikut:
a.  Kerajaan Belanda mengakui kedaulatan RIS
b.  RIS (Republik Indonesia Serikat) merupakan Negara federal yang terdiri atas RI dan 15 negara bagian bentukan  Belanda
  1. Pasukan Belanda ditarik dari wilayah Indonesia dan tentara KNIL dibubarkan dengan catatan tentara KNIL diterima sebagai anggota APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat)
d.  Irian Barat akan diserahkan setelah satu tahun pengakuan kedaulatan RIS.
Berdasarkan Konstitusi RIS, Negara federal RIS terdiri dari :
  1. Negara-negara bagian yang meliputi :
1)   RI                                               4) Negara Jatim
2)   Negara Indonesia Timur 5) Negara Madura
3)   Negara Pasundan               6) Negara Sumatra Timur
7) Negara Sumatra Selatan
b. Satuan-satuan kenegaraan yang meliputi :
1)   Kalbar             5) Kalimantan Tenggara
2)   Kaltim             6) Bangka
3)   Dayak Besar   7) Belitung
4) Banjar             8) Kepulauan Riau
9) Jawa Tengah
c. Daerah Swapraja, meliputi :
1)   Kota Waringin
2)   Sabang
3)   Padang
Kehidupan Politik (1950-1959/Era Demokrasi Liberal)
a. Kabinet Natsir
Sebab-sebab jatuhnya kabinet Natsir :
a) Kebijakannya yang dianggap lunak dalam masalah Irian Barat
b) Pengaturan daerah yang dianggap menguntungkan kaum Masyumi
b. Kabinet Sukirman-Suwiryo
Kabinet ini jatuh karena :
1) Dianggap condong ke arah blok Barat
2) Tidak tegas dalam menghadapi gangguan keamanan
3)  Perjuangan Pembebasan Irian Barat tidak ada kemajuan
c. Kabinet Wilopo
Tanggal 3 April 1952 kabinet ini terbentuk, tanggal 2 Juni 1953 kabinet ini jatuh, dikarenakan :
1)   Terjadinya persengketaan antara angkatan perang dengan parlemen
2)   Peristiwa Tanjung Morawa (Sumatra Utara) yaitu sengketa tanah antara petani dan pemerintah pusat
d. Kabinet Ali Sastroamijoyo I
Prestasi dari kabinet ini adalah menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika (KAA), menyelesaikan masalah Irian Barat.
Kabinet ini jatuh karena :
1)   Perselisihan pendapat dengan TNI AD mengenai pengangkatan Kepala Staf TNI AD
2)   Mundurnya NU dari cabinet
e. Kabinet Burhanudin Harahap
Kabinet ini dibentuk tanggal 12 Agustus 1955. Prestasi dari kabinet ini adalah penyelenggaraan Pemilu 1 tahun 1955. Kabinet ini jatuh tanggal 3 Maret 1956 yang disebabkan ketidaksediaan Presiden menandatangani UU pembubaran Uni Indonesia-Belanda.
f. Kabinet Ali Sastromijoyo II
Kabinet ini mempunyai prestasi :
1)  Dibangunnya Pabrik Semen Gresik
2)  Dikeluarkannya UU No. 1 Tahun 1957 tentang pokok-pokok Pemerintahan Daerah
g. Kabinet Juanda
Kabinet ini dibentuk tanggal 9 April 1957 dan terdiri dari para pakar dibidangnya, sehingga disebut Zaken Kabinet. Kabinet ini menjadi demisioner ketika Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959.
PELAKSANAAN PEMILU 1955
Program ini sebenarnya sudah diprogramkan oleh Kabinet Ali, namun karena terlebih dahulu jatuh, maka program ini dilanjutkan oleh Burhanuddin Harahap. Kabinet ini sukses menjalankan program pemilu pertama 1955 dengan tepat waktu. Program ini dibagi dalam dua tahap :
a)  Tahap pertama tanggal 29 September 1955 dengan tujuan memilih anggota DPR
b)  Tahap kedua tanggal 15 September 1955 dengan tujuan memilih anggota-anggota Konstituante.

0 comments:

Post a Comment